Sumber kedua yang mengetahui kesepakatan itu mengatakan terdapat daftar sekitar 500 orang yang akan meninggalkan Gaza tetapi diperkirakan tidak semua bisa keluar hari ini.
Sumber-sumber medis di wilayah Sinai Mesir, yang berbatasan dengan Gaza, mengungkapkan sebuah rumah sakit lapangan yang terdiri dari empat tenda, yang masing-masing berisi 20 tempat tidur, dan 12 karavan medis telah didirikan di Sheikh Zuweid yang berjarak 15 km dari Rafah.
Beberapa rumah sakit di Sheikh Zuweid dan Al-Arish, sebuah kota yang sedikit lebih jauh, juga bersiap menerima pasien dari Gaza. Para pasien dengan kasus sakit lebih parah diperkirakan akan dikirim lebih jauh ke Ismailia, kata sumber itu.
Sebuah sumber di perbatasan Mesir-Gaza mengatakan 40 ambulans berada di pintu lintas batas untuk mengambil bagian dalam operasi evakuasi.
Selain itu, 70 truk bantuan berada di wilayah Rafah, sedang menjalani proses pemeriksaan yang diperlukan sebelum bisa masuk Gaza, berdasarkan perjanjian dengan Israel.
Perbatasan Rafah yang Penting
Dengan dibukanya perbatasan Rafah untuk evakuasi korban membuat secercah harapan untuk keselamatan warga Gaza dalam menghadapi bombardir yang membabi buta oleh Tel Aviv.
Perbatasan Rafah memiliki signifikansi yang besar bagi penduduk Gaza dan Mesir. Untuk penduduk Gaza, perbatasan ini merupakan pintu keluar satu-satunya yang tidak dikendalikan oleh Israel. Dengan adanya perbatasan ini, penduduk Gaza dapat mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan lainnya di Mesir. Selain itu, Perbatasan Rafah juga merupakan jalur vital untuk menyediakan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Baca Juga: Trik Canggih Pasukan Siber Hamas, Berhasil Retas Sistem Keamanan Israel Lewat Modus Ini....
Bagi Mesir, Perbatasan Rafah menjadi penting dalam mengelola situasi di Jalur Gaza. Kontrol atas perbatasan ini memungkinkan Mesir untuk mempengaruhi dinamika politik dan keamanan di kawasan tersebut. Selain itu, Perbatasan Rafah juga menjadi jalur penting untuk perdagangan dan bisnis lintas batas.***