Banyak Prajurit Kena Mental, Lusinan Psikiater 'Kabur' hingga Sistem Kesehatan Penjajah Israel Rontok

- 12 Januari 2024, 14:11 WIB
Salah satu tentara Israel tewas merupakan perwira militer Israel yaitu Letnan Kolonel Salman Habaka. Ia merupakan salah satu komandan dari batalion ke-53. (REUTERS/Evelyn Hockstein)
Salah satu tentara Israel tewas merupakan perwira militer Israel yaitu Letnan Kolonel Salman Habaka. Ia merupakan salah satu komandan dari batalion ke-53. (REUTERS/Evelyn Hockstein) /

BANJARNEGARAKU.COM - Banyaknya prajurit Penjajah Israel yang terkena gangguan mental membuat sistem kesehatan mental negara zionis itu hampir rontok dan mengalami kehancuran. Hal itu diperparah dengan lusinan psikiater yang 'kabur' ke luar negeri.

Situasi ini menunjukkan tekanan berat yang dialami sistem kesehatan mental Israel, yang tampaknya berada di ambang krisis. Peringatan dari kepala pusat kesehatan mental menjadi sorotan atas perlunya perhatian dan penanganan serius terhadap masalah kesehatan mental di tengah kondisi yang semakin rumit dan penuh tekanan ini.

Baca Juga: KPU Persiapan Pilpres Putaran Kedua pada Pemilu 2024, Begini Tahapannya

Diberitakan Roya News bahwa kepala pusat kesehatan mental di wilayah Pendudukan Israel telah mengeluarkan peringatan serius melalui surat, menyatakan bahwa "sistem kesehatan mental Israel hampir mengalami kehancuran total."

Hal ini terjadi pada saat permintaan layanan kesehatan mental mencapai titik tertinggi sepanjang masa di wilayah Pendudukan, seperti dilaporkan oleh Haaretz.

Menurut laporan tersebut, lusinan psikiater yang praktik di wilayah Pendudukan baru-baru ini memutuskan untuk meninggalkan negara tersebut dan beralih ke Inggris. Banyak dari mereka mengutip "beban kerja yang berat" sebagai alasan utama kepergian mereka.

Baca Juga: Kandidat Capres Berusaha Yakinkan Rakyat, Inilah Rangkuman Kampanye Hari ke-45 Pemilu 2024

Gelombang kepergian ini dijelaskan sebagai "eksodus," yang semakin memperparah kesulitan dalam sistem kesehatan mental yang telah menghadapi "kekurangan kritis" psikiater bahkan sebelum tanggal 7 Oktober.

Peristiwa penting pada tanggal 7 Oktober dilaporkan telah menyebabkan tambahan sekitar 300.000 pasien yang membutuhkan perawatan dari profesional terlatih. Para psikiater menyoroti bahwa banyak orang juga akan mengalami trauma pascaperang setelah kembali dari pertempuran di Jalur Gaza.***

Editor: Afif Fatkhurahman

Sumber: Roya News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x