Apa Itu Gempa Megathrust? Pahami Penyebab Gempa dan Adanya Imbauan dari Para Ahli BMKG

- 18 Maret 2024, 08:33 WIB
Ilustrasi tsunami. Apa Itu Gempa Megathrust? Pahami Penyebab Gempa dan Adanya Imbauan dari Para Ahli BMKG
Ilustrasi tsunami. Apa Itu Gempa Megathrust? Pahami Penyebab Gempa dan Adanya Imbauan dari Para Ahli BMKG /Pixabay/Stefan Keller/

BANJARNEGARAKU.COM - Gempa megathrust sering disalahartikan sebagai peristiwa baru yang akan terjadi dalam waktu dekat dengan kekuatan sangat besar dan potensi tsunami yang mengerikan. Hal itu disampaikan oleh Dr. Daryono, S.Si., M.Si, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menyoroti kurangnya pemahaman masyarakat tentang Gempa Megathrust.

Dalam keterangannya, Dr. Daryono menyampaikan bahwa meskipun gempa megathrust menjadi topik pembicaraan utama belakangan ini, pemahaman yang tepat tentang fenomena ini masih kurang.

Baca Juga: Ada 3 Lokasi! Ini Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Banjarnegara, Senin 18 Maret 2024

Menurut Dr. Daryono menjelaskan, bahwa istilah ini sebenarnya merujuk pada sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal, khususnya di jalur subduksi lempeng.

Dikutip banjarnegaraku.com dari PikiranRakyat-Depok.com, saat terjadi gempa megathrust, bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra akan terangkat, yang kemudian dapat memicu gempa bumi. Ia menegaskan bahwa zona megathrust bukanlah sesuatu yang baru, terutama di Indonesia.

Dijelaskan Dr. Daryono, bahwa zona ini telah ada sejak jutaan tahun yang lalu saat terbentuknya rangkaian busur kepulauan Indonesia. Zona megathrust terletak di zona subduksi yang aktif di berbagai wilayah Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Sumba, Banda, Maluku, Sulawesi, Filipina, dan Papua.

Baca Juga: PT Jasa Marga Membuka Pendaftaran Mudik Gratis 2024, Dapatkan Uang Saku Kuota Terbatas....

Namun begitu, aktivitas gempa di zona megathrust seringkali dikaitkan dengan gempa besar, Dr. Daryono menekankan bahwa tidak semua gempa di zona ini memiliki kekuatan besar.

Karena zona megathrust dapat menghasilkan gempa dengan berbagai magnitudo dan kedalaman. Menurut data BMKG, lebih sering terjadi "gempa kecil" di zona megathrust, meskipun potensi untuk gempa besar tetap ada.

Dr. Daryono menjelaskan, pihaknya menyoroti potensi gempa megathrust di selatan Jawa, ternyata terdapat tiga segmen megathrust di Samudra Hindia bagian selatan Jawa, masing-masing dengan potensi magnitudo M8,7. Namun, dia menegaskan bahwa magnitudo gempa yang disampaikan adalah potensi skenario terburuk dan bukan prediksi yang pasti.

Baca Juga: Jadwal Tarling Forkopimda dan OPD Kabupaten Banjarnegara Ramadhan 1445 H, Senin 18 Maret 2024

Musti dilakuakan sebuah penelitian lebih lanjut, dalam menghadapi ketidakpastian kapan gempa terjadi, Dr. Daryono mengajak semua pihak untuk melakukan upaya mitigasi. Ia mengingatkan bahwa zona megathrust di selatan Jawa telah beberapa kali mengalami aktivitas gempa besar dan dahsyat dalam sejarah, dengan magnitudo antara 7,0 hingga lebih dari 8,0.

Selanjutnya, belum ada catatan mengenai gempa dengan kekuatan lebih dari 9,0 di wilayah tersebut. Pada tahun 2017, Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia mencatat adanya tiga segmen megathrust di Samudra Hindia bagian selatan Jawa, yakni Segmen Jawa Timur, Segmen Jawa Tengah-Jawa Barat, dan Segmen Banten-Selat Sunda.

Ketiga segmen ini memiliki magnitudo tertarget sebesar M8,7. Namun, melalui skenario model, diperkirakan bahwa jika dua segmen megathrust tersebut bergerak secara bersamaan, magnitudo gempa yang terjadi bisa jauh lebih besar dari 8,7. Penyampaian magnitudo gempa tersebut mencerminkan potensi skenario terburuk (worst case) dan bukanlah prediksi yang akan terjadi dalam waktu dekat.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Pastikan Pencairan THR PNS Cair Bulan Maret, dan Bagian THR yang Diterima? Ini Penjelasanya

Oleh karena itu, tidak ada yang dapat memastikan kapan gempa akan terjadi. Dalam menghadapi ketidakpastian tersebut, upaya mitigasi harus dilakukan oleh semua pihak.

Data monitoring dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa zona megathrust di selatan Jawa memang sangat aktif, seperti yang tercermin dalam peta aktivitas kegempaannya (seismisitas).

Sejak tahun 1700, zona megathrust di selatan Jawa sudah beberapa kali mengalami aktivitas gempa besar dan dahsyat. Gempa-gempa besar dengan magnitudo antara 7,0 hingga 7,9 telah terjadi sebanyak delapan kali sejak tahun 1700.

Beberapa di antaranya adalah pada tahun 1903 (M7,9), 1921 (M7,5), 1937 (M7,2), 1981 (M7,0), 1994 (M7,6), 2006 (M7,8), dan 2009 (M7,3).

Sementara itu, gempa-gempa dahsyat dengan magnitudo 8,0 atau lebih besar tercatat telah terjadi sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1780 (M8,5), 1859 (M8,5), dan 1943 (M8,1).

Baca Juga: ALHAMDULILLAH! Mulai 22 Maret THR PNS, TNI/Polri Dipastikan Cair, Ini Penjelasan Sri Mulyani....

Namun, untuk gempa dengan kekuatan 9,0 atau lebih besar di selatan Jawa, belum ada catatan dalam katalog sejarah gempa yang terjadi. Melalui pemantauan dan analisis yang terus-menerus, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman kita tentang potensi bahaya gempa di zona megathrust selatan Jawa serta memperkuat upaya mitigasi dan persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya gempa besar di masa depan.

Demikianlah informasi tentang pengertian gempa megathrust, penyebab hingga imbauan dari para Ahli BMKG, sehingga kedepan bisa dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan dapat dilakukan secara lebih efektif dan tepat waktu. Semoga bermanfaat.***

DISCLAIMER: Sebagian dari artikel ini sudah tayang di PikiranRakyat-Depok.com pada 17 Maret 2024, dengan judul: Gempa Megathrust: Penyebab hingga Himbauan dari Ahli BMKG.

 

Editor: Dian Sulistiono

Sumber: Pikiranrakyat-Depok.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x