Israel dan Hamas Perpanjang Gencatan Senjata Sehari, Upaya Pembebasan Sandera Terus Dilakukan

- 30 November 2023, 22:27 WIB
truk bantuan kamanusiaan dari masyarakat Indonesia selesai diberangkatkan pada Rabu 29 November 2023 dari Belbes, Provinsi Ash Sharqiyah, Mesir menuju gerbang Rafah.
truk bantuan kamanusiaan dari masyarakat Indonesia selesai diberangkatkan pada Rabu 29 November 2023 dari Belbes, Provinsi Ash Sharqiyah, Mesir menuju gerbang Rafah. //Dok DT Peduli

BANJARNEGARAKU.COM - Israel dan Hamas mencapai kesepakatan pada menit-menit terakhir pada Kamis untuk memperpanjang jeda gencatan senjata enam hari mereka hingga satu hari lagi.

Kesepakatan ini bertujuan memungkinkan para perunding untuk terus berupaya mencapai kesepakatan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza dengan tahanan Palestina.

Baca Juga: Propaganda Tel Aviv Terbongkar, Penjajah Israel Berbohong (Lagi)?

Diberitakan Antara bahwa jeda gencatan senjata yang telah berlangsung memberikan kesempatan bagi bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan untuk masuk ke Gaza.

Sebelumnya, sebagian besar wilayah pesisir dengan penduduk 2,3 juta orang tersebut menjadi reruntuhan akibat pemboman Israel sebagai respons terhadap serangan mematikan yang dilakukan militan Hamas pada 7 Oktober.

Militer Israel menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jeda operasional akan terus berlanjut mengingat upaya para mediator untuk melanjutkan proses pembebasan sandera dan tunduk pada ketentuan kerangka kerja.

Pernyataan tersebut dirilis beberapa menit sebelum gencatan senjata sementara berakhir pada pukul 05.00 GMT (12.00 WIB).

Baca Juga: Sumber Medis: Tel Aviv Sembunyikan Data Jumlah Tentara yang Terluka, Israel Berbohong?

Hamas, yang sebelumnya membebaskan 16 sandera dengan imbalan 30 tahanan Palestina pada Rabu, mengonfirmasi bahwa gencatan senjata akan diperpanjang hingga hari ketujuh.

Kondisi gencatan senjata, termasuk penghentian permusuhan dan masuknya bantuan kemanusiaan, akan tetap sama, sesuai dengan juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar. Qatar telah menjadi mediator utama antara pihak-pihak yang bertikai, bersama dengan Mesir dan Amerika Serikat.

Sebelum tercapainya kesepakatan tersebut, baik Israel maupun Hamas menyatakan kesiapan untuk melanjutkan pertempuran karena negosiasi mengenai pembebasan sandera berikutnya menemui jalan buntu.

Kantor perdana menteri Israel mengklaim bahwa Israel telah menerima daftar perempuan dan anak-anak sesuai dengan ketentuan perjanjian, sehingga gencatan senjata dapat diperpanjang.

Baca Juga: Tel Aviv Rugi Lebih dari $50 Miliar Sejak Perang Badai Al Aqsa 7 Oktober 2023, Israel Jatuh Miskin?

Hamas sebelumnya mengungkapkan bahwa Israel menolak menerima tujuh perempuan dan anak-anak serta jenazah tiga sandera lainnya sebagai imbalan atas perpanjangan gencatan senjata.

Kelompok tersebut tidak menyebutkan nama-nama mereka yang tewas, tetapi menyatakan bahwa sebuah keluarga yang terdiri dari tiga sandera Israel, termasuk Kfir Bibas yang berusia 10 bulan, tewas dalam pemboman Israel di daerah tersebut.

Editor: Dimas D. Pradikta

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah