Namun, Gus Baha mengajukan pertanyaan yang mendasar, "Apakah lebih penting membangun masjid mewah daripada memberi makan fakir miskin, menikahkan janda, atau memberikan pendidikan?"
Ia juga menyoroti kebutuhan akan pengetahuan agama yang memadai di tengah masyarakat, di mana memiliki masjid megah namun kurang memahami hukum agama tidaklah cukup.
"Seberapa pentingnya membeli kitab untuk digunakan di masjid dibandingkan dengan memenuhi kebutuhan makan? Semua ini perlu dievaluasi dengan cermat," pungkasnya.
Perdebatan mengenai pentingnya membangun masjid mewah versus membantu orang miskin dan kebutuhan lainnya merupakan refleksi dari beragam orientasi dan nilai-nilai dalam masyarakat.
Meskipun pembangunan masjid merupakan tindakan mulia, kita juga perlu memperhatikan kebutuhan sosial dan kemanusiaan yang mendesak.
Mungkin saatnya bagi kita untuk melakukan introspeksi mendalam tentang bagaimana cara terbaik untuk menyumbangkan kebaikan dalam masyarakat, dengan memperhatikan kebutuhan riil yang ada di sekitar kita.***